Filosofi Pengantin Tradisional Yang Redup di Tengah Kilau Bisnis Tata Rias Pengantin di Indonesia

Filosofi Pengantin Tradisional Yang Redup di Tengah Kilau Bisnis Tata Rias Pengantin di Indonesia


Jawa Barat - Lebih dari empat ribu perias pengantin yang bergabung di Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati DPD Jawa Barat. Akan tetapi, kurang dari 5% yang mengetahui makna, pesan, dan nilai tersirat pada Pengantin Tradisional Jawa Barat. Di sisi lain, industri layanan rias pengantin meningkat pesat. Profesi Makeup Artist (MUA) menjadi salah satu profesi yang menjanjikan keuntungan berlipat dan diminati oleh Milenial dan Gen Z. 

Wawancara dengan Ketua HARPI Melati DPD Jawa Barat, yaitu Euis Leliyamasari, M.Pd., Dipl. CIDESCO mengungkapkan bahwa MUA di Jawa Barat tidak memahami ciri khas kain dan aksesoris daerahnya.  “Banyak laporan yang masuk ke HARPI Melati DPD Jabar mengenai kesalahan penggunaan aksesoris dan busana pengantin Jawa Barat. Misalnya, kain solo yang dipakai dengan aksesoris Siger Sunda. Adapula yang memasang aksesoris centung (red: Yogya atau Solo) pada pengantin Sunda (red: seharusnya Kembang Goyang)“, ungkap Bu Euis pada wawancara Tanggal 6 Februari 2024.

Melihat fenomena ini, Retno Dwi Lestari, M.Pd., sebagai salah satu dosen Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Negeri Jakarta melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat untuk meningkatkan literasi budaya pengantin. Kegiatan dengan judul Penyuluhan Literasi Budaya Melalui Work Integrated Learning Untuk Meningkatkan Kompetensi Penata Rias Pada Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (HARPI) Melati Jawa Barat dikemas secara menarik dan atraktif. Kegiatan dilaksanakan dengan skema kemitraan, yaitu HARPI Melati DPD Jawa Barat.

Work Integrated Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang mengintegrasikan teoritis nilai budaya Pengantin Tradisional Jawa Barat dengan pembelajaran berbasis praktik. 
Kegiatan dirancangan melalui studio/lab work. Setelah berdiskusi dengan Bu Euis, kegiatan diarahkan untuk dilaksanakan di Kab. Garut berkerjasama dengan HARPI Melati DPC Garut. Pertimbangan ini muncul karena tingginya inovasi tiada henti HARPI Melati DPC Garut untuk menciptakan Pengantin Khas Garutan RA Lasminingrat sejak 2005 hingga sekarang. Akan tetapi, filosofi, nilai, dan jenis Pengantin RA Lasminingrat belum banyak diketahui oleh para perias di Kab. Garut. Tak heran, Sejak 2005, tercatat hanya 2 pernikahan yang menggunakan gaya Pengantin RA Lasminingrat. 

Rancangan studio/lab work menghatuskan keterlibatan aktif para peserta. Oleh sebab itu, kegiatan dirancang dalam bentuk seminar dan lomba dengan tema “Ngamumule Budaya Sunda Jatukrami”. Ngamumule berasal dari Bahasa Sunda, yaitu menjaga atau melestarikan. Adapun Jatukrami merupakan bagian puncak adat pernikahan Sunda. 


Kegiatan dilaksanakan pada 24 Juli 2024 di Gd. Pendopo Garut. Kegiatan melibatkan tim Pengabdian Masyarakat yang terdiri dari 2 orang dosen dan 5 orang mahasiswa, yaitu Dr. Elais Retnowati, M.Si., Dr. Elsa Fitri Ana, S.Keb., Bd. M. Ked. Trop., Annisa Ramadhanty Kurnia, Fahtia Maharani, Seto Andre Dewanto, Andrian Lanang Bahiscara, dan Akmaludin. Selain itu, melibatkan tim dari HARPI Melati DPC Garut sebagai panitia pelaksana, Viva Cosmetics, dan Dinas Pariwisata Kab. Garut. 
Kegiatan dihadiri oleh 120 orang yang terdiri dari 88 orang peserta seminar dan tamu undangan, 25 orang peserta lomba, dan 9 orang peserta pagelaran pengantin. Acara diawali dengan Seminar Upacara Adat Pernikahan Jatukrami yang terdiri dari penjemputan, ngabageakeun, akad nikah, sungkem, wejangan, sawer, meuleum harupat, buka pintu, dan huap lingkung. Seminar dilakukan dengan demonstrasi di setipa tahapan upacara adatnya. 

Tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat UNJ berperan dalam memaparkan filosofi Pengantin Garut RA Lasminingrat pada sesi Pagelaran. Ditampilkan empat jenis Pengantin RA Lasminingrat, yaitu Pengantin Pengantin Khas Garutan RA Lasminingrat, Pengantin Garut Kebesaran RA Lasminingrat, Pengantin RA Lasminingrat Berkerudung, dan Pengantin RA Lasminingrat Berkerudung. 

Pagelaran ditampilkan oleh para MUA Garut yang aktif dalam melestarikan nilai budaya dan filosofi Pengantin RA Lasminingrat. Dimulai dari penampilan pengantin pertama, yaitu Pengantin Khas Garutan RA Lasminingrat oleh Ugie Salon, Pengantin Garut Kebesaran RA Lasminingrat oleh Arif Rahman Hakim, Pengantin RA Lasminingrat Berkerudung oleh Arie Salon, dan Pengantin RA Lasminingrat Berkerudung Inovasi oleh Uli Makeup. 

Pada kesempatan ini pun, diberikan 20 eksemplar Buku dengan judul “Dari Filosofi Hingga Inovasi: Tata Rias Pengantin Garut RA Lasminingrat” dari tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat. Buku ini memuat sejarah pahlawan pendidikan perempuan dair Garut, yaitu RA Lasminingrat, rangkaian Upacara Adat Sunda, Filosofi empat jenis Pengatin Garut RA Lasminingrat. Buku ini ditujukan kepada para penggiat budaya, para Makeup Artist, para pekerja di industri pernikahan di daerah Jawa Barat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata, dan masyarakat Kab. Garut 

Melalui kegiatan ini, diharapkan para Makeup Artist yang tergabung di HARPI Melati DPC Garut khususnya, dan HARPI Melati DPD Jawa Barat pada umumnya, dapat terus berkreasi dan berinovasi tanpa meninggalkan nilai budaya dan filosofi Pengantin Garut RA Lasminingrat. Selain itu, para pelaku indsutri pernikahan di Kab. Garut dapat turut menyebarluaskan Pengantin Garut RA Lasminingrat sebagai salah satu pilihan tata rias untuk acara pernikahan, baik akad nikah maupun resepsi.

Category